Perlengkapan sangjit dan sewa dekorasinya di medan
Setiap budaya di Indonesia memiliki tradisi unik yang dilakukan menjelang pernikahan, termasuk masyarakat keturunan Tionghoa. Mereka menjalankan ritual leluhur dengan mengadakan upacara sangjit, yaitu tradisi seserahan budaya Tionghoa.
Makna Sangjit Sebagai Tradisi Seserahan Budaya Tionghoa
Sangjit merupakan salah satu prosesi adat dalam budaya Tionghoa yang biasanya dilakukan setelah lamaran dan sebelum pernikahan. Tradisi ini memiliki kemiripan dengan prosesi seserahan yang umum ditemukan di berbagai negara Asia, termasuk Indonesia. Di kalangan masyarakat Tionghoa di Indonesia, khususnya para figur publik keturunan Tionghoa, prosesi sangjit sering menjadi bagian dari rangkaian acara pernikahan mereka.
Sangjit dapat diartikan sebagai upacara pertunangan resmi yang ditandai dengan pemberian seserahan dari pihak keluarga calon pengantin pria kepada keluarga calon pengantin wanita. Seserahan ini berupa hadiah atau hantaran sebagai simbol kesungguhan.
Umumnya, prosesi sangjit berlangsung secara tertutup dan hanya dihadiri oleh keluarga besar dari kedua belah pihak.
Acara ini juga menjadi momen pertemuan formal antara keluarga pria dan keluarga wanita untuk membahas berbagai hal terkait pernikahan, seperti penentuan tempat resepsi, tanggal pernikahan, serta waktu pelaksanaan yang sering kali disesuaikan dengan kepercayaan masyarakat Tionghoa.
Secara tradisional, tradisi seserahan budaya Tionghoa ini diadakan pada siang hari, sekitar pukul 10.00 hingga 13.00, dan biasanya dilaksanakan dalam rentang waktu antara satu minggu hingga enam bulan sebelum hari pernikahan.
Makna Sangjit
Salah satu ciri khas dalam sangjit adalah penggunaan warna merah dan emas, yang melambangkan keberuntungan dan kemakmuran. Berbeda dengan tradisi seserahan dalam budaya lain, sangjit bukan sekadar simbol keseriusan dalam pernikahan, tetapi juga dianggap sebagai prosesi yang sakral karena melibatkan keluarga besar kedua belah pihak.
Salah satu ciri khas dalam sangjit adalah penggunaan warna merah dan emas, yang melambangkan keberuntungan dan kemakmuran. Berbeda dengan tradisi seserahan dalam budaya lain, sangjit bukan sekadar simbol keseriusan dalam pernikahan, tetapi juga dianggap sebagai prosesi yang sakral karena melibatkan keluarga besar kedua belah pihak.
Selain menjadi bentuk simbolis kesungguhan calon pengantin pria untuk menikahi dan merawat pasangannya, sangjit juga bertujuan untuk mempererat hubungan keluarga serta mendapatkan restu dari masing-masing pihak.
Lebih dari sekadar pertukaran hadiah atau hantaran, sangjit mencerminkan nilai-nilai budaya yang kaya dan penuh makna dalam tradisi Tionghoa. Dengan menjalankan prosesi tradisi seserahan budaya Tionghoa ini, besar harapan generasi penerus tetap menghormati dan melestarikan warisan budaya mereka.
Tata Cara Prosesi Sangjit
Ritual sangjit diawali dengan perwakilan keluarga perempuan dan penerima baki seserahan menunggu kedatangan rombongan calon mempelai pria di depan rumah. Iring-iringan pihak pria membawa 12 baki seserahan, yang biasanya dibawa oleh anggota keluarga atau sahabat yang belum menikah, dipimpin oleh seorang anggota keluarga yang dituakan.
Seserahan diberikan secara berurutan kepada pihak perempuan. Jika semua seserahan diterima, artinya pengantin wanita sepenuhnya diserahkan kepada pihak pria. Namun, jika sebagian dikembalikan, keluarga perempuan masih memiliki peran dalam kehidupan pengantin.
Setelah itu, ada sambutan keluarga, penghormatan calon pengantin kepada orang tua, serta sesi perkenalan keluarga dan tamu. Prosesi dilanjutkan dengan acara makan bersama yang telah disiapkan oleh keluarga perempuan.
Di akhir prosesi tradisi seserahan budaya Tionghoa ini, keluarga perempuan biasanya memberikan cinderamata atau seserahan balik kepada pihak pria, seperti manisan atau barang keperluan pribadi. Selain itu, pembawa baki seserahan sering kali diberi angpao sebagai doa agar segera menemukan pasangan.
Ragam Hantaran Wajib dalam Sangjit dan Maknanya
Sangjit adalah tradisi seserahan dalam pernikahan adat Tionghoa, di mana pihak pria memberikan hantaran kepada keluarga wanita. Dahulu, hantaran ini dianggap sebagai alat peminangan, tetapi kini lebih bermakna sebagai modal menikah. Berikut 10 hantaran wajib dalam sangjit beserta maknanya:
Kotak atau Nampan Hantaran
Warna merah melambangkan kebahagiaan. Jumlah kotak harus genap (8, 12, 16, 18), kecuali angka 4 yang dianggap membawa kesialan.
Angpau Uang Susu dan Uang Pesta
Uang susu sebagai tanda terima kasih kepada orang tua wanita, sementara uang pesta menunjukkan kesiapan finansial pria. Nominalnya disarankan mengandung angka 8 dan 9, yang melambangkan keberuntungan dan keabadian.
Satu Set Pakaian untuk Wanita
Satu set pakaian untuk wanita dalam tradisi seserahan budaya Tionghoa ini menandakan kesiapan pria memenuhi kebutuhan sandang calon istri.
Perlengkapan Makeup
Berisi kosmetik dan perlengkapan mandi, melambangkan harapan agar wanita selalu merawat diri. Cermin melambangkan refleksi diri dalam hubungan.
Perhiasan
Berupa emas dalam satu set (kalung, cincin, anting, gelang), simbol pengikat sekaligus mahar. Kotak perhiasan merah melambangkan keberuntungan.
Buah-Buahan Segar
Biasanya apel dan jeruk, berjumlah genap (8, 10, 12, 16, 18), melambangkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Hindari buah berduri seperti durian atau rambutan.
Lilin Merah Berpita
Sepasang lilin dengan gambar naga dan phoenix melambangkan perlindungan dan menangkal energi negatif. Lilin phoenix untuk keluarga wanita, lilin naga dikembalikan ke keluarga pria.
Sepasang Kaki Babi atau Makanan Kaleng
Kaki babi dipercaya mengusir kesialan dan melambangkan keselamatan. Jika tidak memungkinkan, bisa diganti dengan makanan kaleng.
Kue dan Manisan
Kue mangkok merah serta manisan dalam tradisi seserahan budaya Tionghoa ini melambangkan keharmonisan dan keberuntungan. Jumlahnya harus genap, terutama 8, karena menyerupai simbol tak terhingga.
Dua Botol Anggur Merah atau Sampanye
Melambangkan arak pernikahan dan keberuntungan. Sebagai balasan, pihak wanita memberikan dua botol sirup merah.
Hadiah dari Pihak Wanita
Sebagai balasan, keluarga wanita memberikan:
Sebagian uang pesta jika biaya ditanggung pria.
Separuh buah, kue, dan makanan kaleng.
Pakaian serta perlengkapan pria.
Lilin naga, dua botol sirup merah, serta makanan manis.
Angpau untuk para pembawa nampan.
Tradisi sangjit mempererat hubungan kedua keluarga dan melambangkan kesiapan menikah.
Itu dia tata cara tradisi seserahan Budaya Tionghoa. Sebagai catatan, apabila ingin menggabungkan prosesi sangjit dan lamaran, pastikan untuk tetap berpegang teguh pada ritual yang seharusnya supaya tidak menghilangkan esensi tradisi sangjitnya.
Keyword: Tradisi Seserahan Budaya Tionghoa
Meta deskripsi:
Sangjit adalah tradisi seserahan budaya Tionghoa sebelum pernikahan, melambangkan keseriusan pria dan mempererat hubungan keluarga dengan hantaran bermakna.